Ah, hakimku, apakah adil untukku membicarakan ketidakadilan? Aku begitu sering membanding-bandingkan manusia dengan makhluk-makhluk lainnya. Melihat kekuranganku dari perbandingan-perbandingan itu. Menjadikan perbandingan sebagai kekuatan, untuk menjadi seperti matahari, seperti bulan, seperti gunung. Mudah-mudahan aku kurang melakukan manusia dengan manusia. Sungguh menjadi sangat rendah setelah aku melakukannya. Apa dayaku? Adilkah untukku membicarakan ketidakadilan? Si "kekayaan" ini begitu menyenangi kepura-puraan, penipuan. Ah, betapa ia melukai irama dan ilalang. Pilih kasih babi. Aku akan menyombongkan keberhasilanku jika aku berhasil membuat si sombong menjadi tidak sombong atas peranan itu. Betapa bumi hanyalah bingkai saat bulan tidak ada, dan bulan adalah bingkai saat bumi tidak ada. Satu per satu kami adalah bingkai, kemudian kami menjadi lukisan. Tapi, teman besarku, kau tidak menyadarinya. Aku pun sakit pada bagian dada. Karena sungguh tidak adil untukku membandingkan kamu dengan manusia lainnya, tapi hal ini seperti kacang. Seperti tanggalan tahun kabisat.
KATA CRIUS
Tanyakan kenapa Tuhan begitu ilmiah
Begitu abstrak
Nyata
Tanyakan itu kepada daun
Sebagaimana ia memasukkan bangau ke dalamnya
Gemulai
Sombong
Karena awan tak berwujud itu sederhana
Kalimat-kalimatnya sederhana
Sesederhana derajat langit yang beruntung pada keindahan
Besar
Berwibawa
Dalam saya
Sungguh indah kata-kata sederhana itu
Maknanya sebesar Tuhan
Seputih mani
Lelaki sombong menyapa keluguan
Kepura-puraan dengan hujatan anjing menderu-deru
Karena wanita hanya menunggu
untuk ditelanjangi keluguannya
No comments:
Post a Comment